AKHIRNYA BERPISAH

Posted: 27 February 2015 in Uncategorized

​Masih teringat di malam itu, dan aku merasakan suatu hal yang tak biasanya. Rasa yang muncul dari ketakutan akan suatu perpisahan dengan seseorang yang begitu berati selama satu tahun terakhir ini. 😀 Aku masih belum percaya dengan kabar miring yang terhembus angin melalui sahabatnya. Malam itu aku datang dengan keberanian yang aku tahu itu justru akan melemahkanku.

​            Dengan tarikan napas yang terlampau kuat dan hembusan angin yang seolah menenangkanku. Dibawah bumi perkemahan yang diterangi bolham berkekuatan 5 watt dan dengan suara bising teman-teman dan kakak-kakak pembina di tenda yang kulihat usang itu, Aku bertanya pada seorang gadis jelita yang membutakanku selama ini, seorang gadis yang mendapatkan penuh perhatian dariku selama satu tahun terakhir ini. Aku begitu menyayanginya, dan sudah menganggapnya sebagai bagian dari hidupku pada saat itu. Malam itu aku bertanya suatu hal yang selama ini mengganjal dihatiku, yang awalnya terucap dari salah satu sahabatnya.

​Menurut sahabatnya, gadis yang aku puja selama ini tak mungkin lagi bersamaku, ia tak ingin lagi menjalankan hubungan denganku. Kaget…?? YA, aku kaget dengan kabar miring yang terhembus angin itu, tapi aku tak heran mendengarnya karena kami memang banyak menghabiskan waktu masing-masing dengan belajar dan terpisah jarak dan waktu. Sebelum kabar ini terdengar, aku banyak mendapatkan bocoran curhatan gadis tersebut dari sahabatnya sendiri tentang Pria yang sedang mendekatinya, perasaannya yang muncul pada Pria lain dan tentang perasaannya yang kian melemah kepadaku dan Aku hanya bisa diam dan mencoba untuk sabar dan mengerti. Setidaknya aku sudah berusaha menjadi Pria yang baik baginya, aku bahkan menutup diri untuk bergaul dengan teman wanita di kampusku hanya semata-mata menghargai perasaan gadis itu selama ini.

​Aku tahu, hal ini sangat mungkin terjadi. Dengan berani, aku meminta klarifikasi dari gadis itu. Ternyata BenaRRrr….!!, dan entah mengapa hati ini merasa lega sekaligus menyakitkan mendengar kejujuran dari mulut manisnya. Jujur memang ku akui aku begitu menyayanginya, tapi jika memang ini pilihan terbaik baginya, aku terima dengan lapang dada dan penuh keikhlasan. Walaupun sampai saat ini hati ini masih berkata berbeda, masih ada ego untuk ingin memilikinya lagi. Tapi aku sadar, aku bukan apa-apa dan memilikinya menjadi suatu hal yang tak mungkin aku capai karena aku tahu ia sudah menyukai Pria lain.

​Dan jika ia membaca tulisan ini, Terimakasih…. telah memberiku Pahit dan Manis nya Cinta yang terasa seperti permen KOPIKO. Aku akan selalu menyayangimu dari jauh… 😀

My Love

Posted: 12 November 2013 in Love

Aku terbangun, membuka mata yang tadinya terpejam terlelap di alam mimpi yang indah. Ku buka jendela pagi yang ada di dekat kasur kusut dan kusam. Ku lihat mentari pagi masih tenang dan perlahan menunjukkan sinarnya. Tatapanku ku tunjukan ke atas, Langit begitu indah. Sejenak aku teringat dengan Seseorang yang jauh disana. Sedang apa dia?? Dan Bagaimana kabarnya?? Aku merindukannya. Seseorang itu biasa aku panggil  “Neng”

coklat_love_u_48b7c09d864361

Banyak kata yang belum terucap dari bibir manisnya. Hampir 2 bulan aku tak lagi mendengar indah suaranya. Aku ingin dia mengerti dan mau terbuka denganku di setiap ada masalah. Aku ingin menjadi bagian dari hidupnya. Walaupun Aku tak selalu disampingnya. Tapi, hatiku tetap Untuknya.

 

Aku pernah mengatakan satu hal ” Rata-rata orang yang tidak makan hanya dapat bertahan selama 5 hari dan Rata-rata orang yang tidak minum hanya dapat bertahan selama 3 hari, tapi Aku tak dapat bertahan satu haripun jika tidak ada kabar darinya”. Aku nggak nuntut padanya untuk sms setiap hari dan mengucapkan selamat pagi di pagi hari, aku juga nggak nuntut Dia untuk menjadi apa yang aku mau, karena aku cinta apa adanya. Aku hanya ingin keterbukaannya kepadaku.

 

Aku Sayang Kamu “Neng”

 

Notes; aa nggak bakalan marah dan cemburu lagi, tapi a minta neng buat yakinin hati aa kalo neng sayang aa

Cinta Sepasang Kodok

Posted: 20 October 2013 in Love

Pagi menjelang siang dan siang menjelang malam, kemudian pagi lagi menjelang siang dan siang menjelang malam kembali. Hari terus berganti, siang dan malam terus bergantian bagaikan slide foto yang telah diatur timingnya.

Di sela-sela bergantinya malam dan siang itu ada celah dimana cerita kehidupan segerombolan kodok tergores di bawah pena yang mencatat suka dan duka mereka di atas kertas kehidupan. Segerombolan kodok itu senang sekali menghabiskan waktunya di sawah milik pak tani yang masih gembur dan digenangi air yang mengalir. Pohon padi yang gagah tegap menjadi saksi cerita kehidupan mereka. Terkadang pak tani juga geram dengan ulah si kodok-kodok itu, bahkan terkadang pak tani menyemprotkan padi dengan obat yang bisa membahayakan kodok-kodok polos itu atau mungkin melepaskan binatang buas yang menjadi musuh utama baginya. Tapi kodok-kodok yang polos itu hanya bisa tertawa dan malanjutkan cerita kehidupan mereka.

Suatu hari yang cerah, sinar mentari yang tampak malu-malu menunjukan wajahnya dan bujukan Burung-burung yang bernyayi dengan suara yang sangat merdu dan memecah keheningan. Sepasang kodok sedang bermain dengan senangnya, seakan-akan mereka melupakan beratnya beban kehidupan dan beratnya masalah yang sedang mereka hadapi.

Seekor Kodok mencoba untuk melompat sangat tinggi dan ia bersikeras untuk mencapai pucuk padi yang lebat itu. Tapi, seekor kodok yang lain tampak ketakutan melihat aksi kodok yang melompat itu. Apa yang ia takutkan?? : “aku takut jika melihatmu melompat lebih tinggi dari padi-padi itu, aku takut kamu terjatuh dan terluka jika kau jatuh nanti, aku takut kamu terjerat oleh jerami padi-padi yang gagah itu, tapi aku tak bisa mencegahmu. Karena hal yang paling aku takutkan adalah hapusnya senyuman di pipimu. Aku lihat engkau begitu bahagia melakukannya” lalu katak yang melompat hanya bisa terdiam lalu mengatakan :”aku mulai takut kehilanganmu”.

 

Created by : Anas Khoerulumam

Special for “neng”….

BU SITI

Posted: 6 October 2013 in Cerita Masa SD_SMP

Sebenernya aku disuruh untuk menulis tentang dia di blogku ini. Aku senang. Tapi, aku juga bingung harus menulis apa. Tapi ya sudah, Aku mulai mencoba merangkai kata tentangnya. Aku menulis blog ini di kamar temanku no 70 di Asrama kampus pada pukul 9.17 pm (malam donk). Ditemani dengan 2 sahabatku dari Banten dan Palembang. Suasana di kamar ini cukup tenang, diterangi oleh lampu Phillips panjang memberikan inspirasi tersendiri untuk menulis goresan kehidupan yang pernah terjadi.

GambarGambarGambarGambarGambar

Disini aku mencoba menulis kembali pengalaman masa-masa putih biru (SMP) tepatnya di kelas IX yang jumlah muridnya hanya 18 ekor ( eh orang maksudnya….). Ya, 18 orang itu;

  1. Aji Pujiawan (orang yang paling gokil di kelas)
  2. Anas Khoerulumam (ANAS=ANak ASyik, cool Pula {hehe itu gue})
  3. Asih lestari (orangnya beuh Seksi Abis……{maaf ceu})
  4. Beni Santoso (cool, kadang mirip Aril kadang mirip Doyok)
  5. Cucu Triana (biasa dipanggil Cucut {he…sorry CU})
  6. Dasrini (orangnya pendiem, sipit kayak orang Cina)
  7. Ehayati (orang yang paling manis di kelas)
  8. Irgi Reza Fauzi (orangnya pinter, bijaksana pula)
  9. Jajang Nurjaman (orangnya sipit kayak Cina)
  10. Karsini (orangnya diem, tapi kadang-kadang cerewet juga {hehe maaf kar})
  11. Risman (orangnya gendut kayak badut)
  12. Rita (orang paling cantik di kelas, 11 12 lah sama Eha)
  13. Sahir (orangnya serem, badannya gede pula)
  14. Siti Nurjanah (beuh, orangnya gaul mamen)
  15. Suneti (orangnya diem banget)
  16. Susilawati (orangnya jutek abis, tapi baik)
  17. Taryudi (orang paling cool, dan idaman para wanita)
  18. Titi (orangnya bijaksana, seperti Ibu)

Nah itulah daftar nama orang-orang yang selelu kurindukan (hehe………..). disini aku akan menulis cerita tentang drama yang pada waktu itu masih dibawah bimbingan guru seni budaya kami yaitu pak Nasuha, orangnya lucu, mirip sule, religious, baik pula.

Bell masuk telah berbunyi, setiap siswa masuk ke dalam kelas. Ketika itu waktu masih menunjukkan pukul 8.00 am (pagi). Siswa kelas IX telah siap untuk menerima materi ajar Seni Budaya.

Dari jendela kelas aku menengok keluar dan kulihat pak Nasuha telah keluar dari kantor dan menuju kelas dengan terburu-buru sampai akhirnya sampailah ia di kelas yang dituju yaitu kelas IX.

Kawan2kt

 

Setelah pak Nasuha sampai di kelas IX. Aku hanya melihat tatapannya yang tajam kepada murid. Sepertinya ini sangat serius, aku lihat semua murid terdiam (entah takut atau BadMood….keduanya hampir sama bagi gua). Dengan suara yang lantang Pak Nasuha mengatakan “baiklah….anaks-anaks….sekarang kita akan belajar memainkan drama. Pak Guru akan membagi kalian menjadi beberapa kelompok, mau tidak mau ini harus dilaksanakan. Karena ini adalah salah satu program dari Pemerintah Indonesia di bawah menteri pendidikan dan kebudayaaan (busetssss……Pemerintah dibawa-bawa   {gua tambahin sob})”

Akhirnya semua murid terbagi menjadi beberapa kelompok. Dan ……. Sialllnya gua  … gua nggak sekelompok sama si kembang kelas…..(Eha atau Rita gitcu hehehee). Dengan berat hati (boonx……sorry) gua sekelompok sama si cerewet (Nur), si gendut (Risman) , Cucu… nnn lainnya.

Setelah beberapa lama, akhirnya kami menemukan judul yang menurut kami tepat, Keren, dahsyat, gaul dan pastinya “Ceeetarrrrrr Membahana” judul itu tak lain dan tak Ayal adalah BU SITI (hahaha….dimana kerennya mas brew??)

Di dalam cerita Bu Siti ini diceritakan pada zaman dahulu kala sekitar 1-2 abad yang lalu (tua bangetttsss…hehe). Mmmm… Bu Siti adalah seorang guru yang sangat menyayangi muridnya, sangking sayangnya beliau pernah membuat semua murid yang disayangnya tidak naik kelas (nah lhoeee…..). Bu Siti  adalah seorang guru teladan dan sederhana. Ia begitu menyayangi muridnya dan begitu pula dengan muridnya yang sangat sayang padanya. Suatu ketika terjadilah musibah kecelakaan yang merenggut nyawa Bu Siti …. “TAMAT”.

Yah, begitulah cerita intinya, tapi peragaannya that’s so Bad Right…..”BERANTAKAN” gara-gara ganti naskah pas pelaksanaan drama+ada orang memeragakan 2 tokoh alias kekurangan pemain. Begini Ceritanya

Saksikanlah… Draama ASIA dengan judul “BU SITI”.

Anas Khoerulumam …………….sebagai ……………….. Jaky

Siti Nurjanah…………………….sebagai……………….Bu Siti

Cucu Triana………………sebagai…………. Melani

Irgi Reza fauzi ……………sebagai ……….Murid

Risman ……………………….sebagai………..Murid + Mang Wawan

Check it dot….

Siang itu suasana di kelas sangat tenang di bawah kendali Bu Siti yang sedang memberikan mata pelajaran kepada muridnya tentang ilmu matematika yang berkaitan tentang mean, median, ……….dsb.

Tiba-tiba mang wawan memanggil Bu Siti, kemudian tak lama setelah itu Bu Siti kembali masuk dengan seorang murid baru yang cantik dari Kolera (eh, Korea maksudnya).

Bu Siti  : “anak-anak ini ada teman  baru kalian”

(Bu siti mempersilahkan murid tersebut untuk memperkenalkan diri)

Melani : “selamat pagi semua…..”

All        : “pagi…”

Melani : “perkenalkan nama saya Melani, saya dari korea. Umur saya 15 tahun”

Jaky     : “Status neng…….??”

Melani : “saya masih single “

Jaky     : (senyam-senyum tak tahu arah)

Bu Siti : “baiklah kita lanjutkan belajarnya, Melani kamu duduk di samping Jaky yah….”)

Tak terasa bell pulang telah berbunyi ………..

Keesokkan harinya. Semua murid masih menunggu kedatangan Bu siti. Tidak seperti biasanya kali ini Bu Siti datang terlambat.

Jaky     : “eh perasaanku nggak enak deh”

Melani : “nggak enak kenapa??”

Jaky     : “Nggak biasanya lho……… Bu Siti datang terlambat…”

Melani : “mungkin lagi nyebokin anak-anaknya dulu kali”

Jaky     : “Maybe”

Akhirnya setelah beberapa jam Bu Siti datang dengan wajah yang pucat, kelopak matanya merah, kulitnya nampak pucat dan bajunya agak dekil setelah mengurus anak-anaknya di rumah.

Tak lama setelah itu, mang wawan masuk ke kelas dan tanpa melihat Bu Siti yang sedang duduk di pojok depan kelas.

Mang Wawan : ”anak-anak, kalian yang sabar yah” (sambil meneteskan air mata)

All        : “Kenapa Mang ??”

Mang Wawan : “telah terjadi kecelakaan yang merenggut nyawa Bu Siti guru tercinta kita”

Jaky : “lagh, itu yang dipojok Siapa bang?”

Mang Wawan : (pingsan)

All : (berteriak dan lari ketakutan)

Sebenarnya yang meninggal itu bukan Bu Siti guru kami, tapi tetangganya mang Wawan, hanya saja mang Wawan agak sedikit tellmi.

“TAMAT”

03012010233

Sampai saat ini aku masih bingung sebenernya cerita drama ini termasuk cerita Horor/komedi/fairy tell………

but…..it’s so cool….because  this is the new genre of dramathical… that’s my way. How about you??

Thanks for your attention guys

Created by : Anas Khoerulumam

created by : Anas Khoerulumam

IMG-20130806-00134

Capar, adalah sebuah tempat yang masih terlihat segar dengan pepohonan yang tumbuh di daerahnya. Di tempat ini penduduk biasanya memanfaatkan lahannya untuk menanam pohon Albi dan Kopi karena tanahnya memang cukup subur untuk ditanami kedua tanaman tersebut.
Setiap setahun sekali, yaitu sekitar bulan juni sampai juli penduduk ramai memanen buah kopi hasil tanamannya. Rata-rata setiap penduduk mempunyai lebih dari satu karung kopi untuk dijual atau diolahnya. Setiap tanaman kopi yang dipanen akan dijual ke luar daerah.
Capar merupakan tempat yang bisa dibilang jauh dari keramaian kota. Tapi tempat ini memiliki beberapa keunikan tersendiri, dimana desa ini tepat berada di daerah perbatasan antara jawa tengah dan jawa barat. Sering sekali penduduk desa mengadakan perjalanan menuju jawa barat dengan berjalan kaki dan hanya menghabiskan waktu sekitar 1-2 jam.munch_2013_07_10_062936
Dalam peta wilayah, Capar termasuk daerah Jawa Tengah. Namun kebudayaan yang dimiliki penduduk adalah kebudayaan yang diambil dari Jawa Barat. Misalnya saja dalam menggunakan bahasa sehari-hari, penduduk menggunakan bahasa Sunda.
Untuk wilayah kabupaten, Capar termasuk wilayah kabupaten Brebes yang terkenal dengan produksi telur asinnya. Sedangkan untuk kecamatan, Capar termasuk kecamatan salem tepatnya di jalan Wali jaenudin.
Daerah Capar merupakan daerah yang termasuk perbukitan, disini kita bisa melihat panorama alam seperti bendungan Malahayu. Selain itu tempat ini juga masih memiliki hutan yang terjaga. Sepanjang jalan menuju tempat ini kita akan melewati hutan pinus yang cukup sejuk, hanya saja untuk menempuhnya kita akan melewati jalan yang berlubang dan terjal.
Menurut para penduduk mengapa desa ini dinamakan desa Capar? Kebanyakan dari mereka mengatakan bahwa Capar itu merupakan sebuah singkatan dari Calon Pariwisata dan suatu hari kelak daerah ini akan menjadi daerah wisata di Kabupaten Brebes.
02082013081

Created by : Anas Khoerulumam

TARYUDI KE-CAPE-AN

Posted: 11 September 2013 in Cerita Masa SD_SMP

 

taryudi

it’s my bestfriend

Sebenernya ini adalah pengalaman masa smp. Aku sekolah di SMPN 05 SA SALEM (capar), Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes. Tepatnya Jalan Jaenudin No. 1….rt04/rw01…..(nah, lho,,,, kok malah alamat rumah sendiri hehe…….). Aku bangga sekolah disini. Walaupun masih terbilang baru (gw angkatan ke2 lho), tapi banyak pengalaman dan pelajaran yang Saya dapatkan. Dan salah satu pengalaman itu akan Saya tulis di blog ini, (kenang-kenangan ajah buat keluarga besar SMPN 05 SA SALEM).

Pagi yang cerah di sebuah desa yang lumayan jauh dari keramaian kota dan ketika sang mentari tampak malu-malu menunjukkan wajahnya, diiiringi dengan nyanyian merdu burung  dan kawan-kawannya di hamparan rumput hijau. Lapangan itu nampak indah jika dilihat dari kejauhan, ah sama indahnya ketika kulihat dari dekat. Namun sayang, lapangan ini tidak rata seperti bandara Soekarno-Hatta (nah lho kok malah ke situ..???). kuhirup udara pagi yang segar ini dengan membuka lubang hidungku lebar-lebar seakan-akan aku tak rela jika udara segar ini habis dihirup oleh teman disampingku, Taryudi yang memiliki hidung lebih lebar dariku (maaf goy…).

Preeeeeeetttt….. suara peluit pak guru memecah gendang telingaku (lebayyy…). ya, pagi ini adalah pelajaran olahraga dengan materi ketahanan tubuh (apa tuh…???). jadi, di dalam materi ini kami diajarkan dan diukur sejauh mana kami bertahan ketika kami berlari mengelilingi lapangan (oouuh Gitcu…). sebagai orang nomor 2 di kelas (absen maksudnya), aku berdiri paling depan dan sahabatku, Taryudi berada pada barisan paling belakang. “bersedia,….siap……mulai” preeeett……. itulah yang dilakukan oleh pak Tarto, guru olahraga kesayangan kami. dan kami mulai melangkahkan kaki kami dengan hati-hati.

Langkah demi langkah dan detik demi detik telah kami lewati dengan baik, alangkah terkejutnya aku yang melihat sesosok pemuda tanggung sedang terkapar diatas rumput hijau dekat pohon besar yang sudah tua di lapangan itu. Kulihat juga wajah pak guru yang panik dengan ekspresi wajah yang sangat…..sangat…….sYok menghampiri pemuda itu untuk memberikan pertolongan pertama. Dengan langkah yang tergesa-gesa aku juga menghampiri pemuda tersebut (just For see his condition, not for help….. sorry goy).

Akhirnya sampailah kaki ini di samping pemuda tersebut, dan Oh My God he’s my friend. Dia adalah sahabatku, Taryudi. Alangkah terkejutnya hati ini melihat kondisinya yang naas (just for kidding). Mukanya merah, dan nampak cairan putih keluar dari hidungnya yang terbuka lebar (leho itu mah kanG….) dan sekujur tubuhnya diselimuti oleh keringat. Namun, ketika pak Tarto hendak memberikan pertolongan pertama dengan mengulurkan tangannya yang telah dibasahi oleh minyak angin cap Kayu Putih. Tiba-tiba mentari meredup, angin berhembus, rerumputan bergoyang dan dengan terpaksa burungpun berhenti bernyanyi.

Semua murid nampak memasang wajah khawatir akan ada suatu hal yang terjadi dan sesuatu hal itu tak mungkin mereka lupakan. Dan terus mengingat masa-masa dimana kami bermain bersama, jajan bersama, ketawa bersama, ke WC bersama ( astagfirullah… maksudnya nganterin). Taryudi adalah sosok teman yang tak tergantikan, sejenak kami merenung dan suasana haru menyelimuti kami (kejauhan…ceritanya.coY…).

Dan pak Tarto terus mengulurkan tangannya. Tapi, alangkah terkejutnya kami semua. Dengan tia-tiba taryudi bergerak dan melanjutkan berlari dengan langkah sempoyongan (dasarrr Goyud….). Namun baru beberapa meter saja ia terkapar kembali dan hal itu terus terulang kembali sampai pada akhirnya ia tak kuat lagi dengan semua ini.

Taryudi pingsan tak sadarkan diri. Pak Tarto memberikan suatu pertolongan dan membawanya ke tempat yang teduh.

Alhamdulillah, setelah beberapa saat. Akhirnya ia sadarkan diri dan ia mengaku bahwa ia belum sarapan tadi pagi. Ia ke-cape-an  setelah membantu orangtuanya seharian kemarin.

Selesai…………………………………………

Thanks for :

  1. Big Family of SMPN 05 SA SALEM
  2. My Best Friend, Taryudi and Other

10 Agustus 2013

Image  —  Posted: 6 September 2013 in Uncategorized