Archive for October, 2013

Cinta Sepasang Kodok

Posted: 20 October 2013 in Love

Pagi menjelang siang dan siang menjelang malam, kemudian pagi lagi menjelang siang dan siang menjelang malam kembali. Hari terus berganti, siang dan malam terus bergantian bagaikan slide foto yang telah diatur timingnya.

Di sela-sela bergantinya malam dan siang itu ada celah dimana cerita kehidupan segerombolan kodok tergores di bawah pena yang mencatat suka dan duka mereka di atas kertas kehidupan. Segerombolan kodok itu senang sekali menghabiskan waktunya di sawah milik pak tani yang masih gembur dan digenangi air yang mengalir. Pohon padi yang gagah tegap menjadi saksi cerita kehidupan mereka. Terkadang pak tani juga geram dengan ulah si kodok-kodok itu, bahkan terkadang pak tani menyemprotkan padi dengan obat yang bisa membahayakan kodok-kodok polos itu atau mungkin melepaskan binatang buas yang menjadi musuh utama baginya. Tapi kodok-kodok yang polos itu hanya bisa tertawa dan malanjutkan cerita kehidupan mereka.

Suatu hari yang cerah, sinar mentari yang tampak malu-malu menunjukan wajahnya dan bujukan Burung-burung yang bernyayi dengan suara yang sangat merdu dan memecah keheningan. Sepasang kodok sedang bermain dengan senangnya, seakan-akan mereka melupakan beratnya beban kehidupan dan beratnya masalah yang sedang mereka hadapi.

Seekor Kodok mencoba untuk melompat sangat tinggi dan ia bersikeras untuk mencapai pucuk padi yang lebat itu. Tapi, seekor kodok yang lain tampak ketakutan melihat aksi kodok yang melompat itu. Apa yang ia takutkan?? : “aku takut jika melihatmu melompat lebih tinggi dari padi-padi itu, aku takut kamu terjatuh dan terluka jika kau jatuh nanti, aku takut kamu terjerat oleh jerami padi-padi yang gagah itu, tapi aku tak bisa mencegahmu. Karena hal yang paling aku takutkan adalah hapusnya senyuman di pipimu. Aku lihat engkau begitu bahagia melakukannya” lalu katak yang melompat hanya bisa terdiam lalu mengatakan :”aku mulai takut kehilanganmu”.

 

Created by : Anas Khoerulumam

Special for “neng”….

BU SITI

Posted: 6 October 2013 in Cerita Masa SD_SMP

Sebenernya aku disuruh untuk menulis tentang dia di blogku ini. Aku senang. Tapi, aku juga bingung harus menulis apa. Tapi ya sudah, Aku mulai mencoba merangkai kata tentangnya. Aku menulis blog ini di kamar temanku no 70 di Asrama kampus pada pukul 9.17 pm (malam donk). Ditemani dengan 2 sahabatku dari Banten dan Palembang. Suasana di kamar ini cukup tenang, diterangi oleh lampu Phillips panjang memberikan inspirasi tersendiri untuk menulis goresan kehidupan yang pernah terjadi.

GambarGambarGambarGambarGambar

Disini aku mencoba menulis kembali pengalaman masa-masa putih biru (SMP) tepatnya di kelas IX yang jumlah muridnya hanya 18 ekor ( eh orang maksudnya….). Ya, 18 orang itu;

  1. Aji Pujiawan (orang yang paling gokil di kelas)
  2. Anas Khoerulumam (ANAS=ANak ASyik, cool Pula {hehe itu gue})
  3. Asih lestari (orangnya beuh Seksi Abis……{maaf ceu})
  4. Beni Santoso (cool, kadang mirip Aril kadang mirip Doyok)
  5. Cucu Triana (biasa dipanggil Cucut {he…sorry CU})
  6. Dasrini (orangnya pendiem, sipit kayak orang Cina)
  7. Ehayati (orang yang paling manis di kelas)
  8. Irgi Reza Fauzi (orangnya pinter, bijaksana pula)
  9. Jajang Nurjaman (orangnya sipit kayak Cina)
  10. Karsini (orangnya diem, tapi kadang-kadang cerewet juga {hehe maaf kar})
  11. Risman (orangnya gendut kayak badut)
  12. Rita (orang paling cantik di kelas, 11 12 lah sama Eha)
  13. Sahir (orangnya serem, badannya gede pula)
  14. Siti Nurjanah (beuh, orangnya gaul mamen)
  15. Suneti (orangnya diem banget)
  16. Susilawati (orangnya jutek abis, tapi baik)
  17. Taryudi (orang paling cool, dan idaman para wanita)
  18. Titi (orangnya bijaksana, seperti Ibu)

Nah itulah daftar nama orang-orang yang selelu kurindukan (hehe………..). disini aku akan menulis cerita tentang drama yang pada waktu itu masih dibawah bimbingan guru seni budaya kami yaitu pak Nasuha, orangnya lucu, mirip sule, religious, baik pula.

Bell masuk telah berbunyi, setiap siswa masuk ke dalam kelas. Ketika itu waktu masih menunjukkan pukul 8.00 am (pagi). Siswa kelas IX telah siap untuk menerima materi ajar Seni Budaya.

Dari jendela kelas aku menengok keluar dan kulihat pak Nasuha telah keluar dari kantor dan menuju kelas dengan terburu-buru sampai akhirnya sampailah ia di kelas yang dituju yaitu kelas IX.

Kawan2kt

 

Setelah pak Nasuha sampai di kelas IX. Aku hanya melihat tatapannya yang tajam kepada murid. Sepertinya ini sangat serius, aku lihat semua murid terdiam (entah takut atau BadMood….keduanya hampir sama bagi gua). Dengan suara yang lantang Pak Nasuha mengatakan “baiklah….anaks-anaks….sekarang kita akan belajar memainkan drama. Pak Guru akan membagi kalian menjadi beberapa kelompok, mau tidak mau ini harus dilaksanakan. Karena ini adalah salah satu program dari Pemerintah Indonesia di bawah menteri pendidikan dan kebudayaaan (busetssss……Pemerintah dibawa-bawa   {gua tambahin sob})”

Akhirnya semua murid terbagi menjadi beberapa kelompok. Dan ……. Sialllnya gua  … gua nggak sekelompok sama si kembang kelas…..(Eha atau Rita gitcu hehehee). Dengan berat hati (boonx……sorry) gua sekelompok sama si cerewet (Nur), si gendut (Risman) , Cucu… nnn lainnya.

Setelah beberapa lama, akhirnya kami menemukan judul yang menurut kami tepat, Keren, dahsyat, gaul dan pastinya “Ceeetarrrrrr Membahana” judul itu tak lain dan tak Ayal adalah BU SITI (hahaha….dimana kerennya mas brew??)

Di dalam cerita Bu Siti ini diceritakan pada zaman dahulu kala sekitar 1-2 abad yang lalu (tua bangetttsss…hehe). Mmmm… Bu Siti adalah seorang guru yang sangat menyayangi muridnya, sangking sayangnya beliau pernah membuat semua murid yang disayangnya tidak naik kelas (nah lhoeee…..). Bu Siti  adalah seorang guru teladan dan sederhana. Ia begitu menyayangi muridnya dan begitu pula dengan muridnya yang sangat sayang padanya. Suatu ketika terjadilah musibah kecelakaan yang merenggut nyawa Bu Siti …. “TAMAT”.

Yah, begitulah cerita intinya, tapi peragaannya that’s so Bad Right…..”BERANTAKAN” gara-gara ganti naskah pas pelaksanaan drama+ada orang memeragakan 2 tokoh alias kekurangan pemain. Begini Ceritanya

Saksikanlah… Draama ASIA dengan judul “BU SITI”.

Anas Khoerulumam …………….sebagai ……………….. Jaky

Siti Nurjanah…………………….sebagai……………….Bu Siti

Cucu Triana………………sebagai…………. Melani

Irgi Reza fauzi ……………sebagai ……….Murid

Risman ……………………….sebagai………..Murid + Mang Wawan

Check it dot….

Siang itu suasana di kelas sangat tenang di bawah kendali Bu Siti yang sedang memberikan mata pelajaran kepada muridnya tentang ilmu matematika yang berkaitan tentang mean, median, ……….dsb.

Tiba-tiba mang wawan memanggil Bu Siti, kemudian tak lama setelah itu Bu Siti kembali masuk dengan seorang murid baru yang cantik dari Kolera (eh, Korea maksudnya).

Bu Siti  : “anak-anak ini ada teman  baru kalian”

(Bu siti mempersilahkan murid tersebut untuk memperkenalkan diri)

Melani : “selamat pagi semua…..”

All        : “pagi…”

Melani : “perkenalkan nama saya Melani, saya dari korea. Umur saya 15 tahun”

Jaky     : “Status neng…….??”

Melani : “saya masih single “

Jaky     : (senyam-senyum tak tahu arah)

Bu Siti : “baiklah kita lanjutkan belajarnya, Melani kamu duduk di samping Jaky yah….”)

Tak terasa bell pulang telah berbunyi ………..

Keesokkan harinya. Semua murid masih menunggu kedatangan Bu siti. Tidak seperti biasanya kali ini Bu Siti datang terlambat.

Jaky     : “eh perasaanku nggak enak deh”

Melani : “nggak enak kenapa??”

Jaky     : “Nggak biasanya lho……… Bu Siti datang terlambat…”

Melani : “mungkin lagi nyebokin anak-anaknya dulu kali”

Jaky     : “Maybe”

Akhirnya setelah beberapa jam Bu Siti datang dengan wajah yang pucat, kelopak matanya merah, kulitnya nampak pucat dan bajunya agak dekil setelah mengurus anak-anaknya di rumah.

Tak lama setelah itu, mang wawan masuk ke kelas dan tanpa melihat Bu Siti yang sedang duduk di pojok depan kelas.

Mang Wawan : ”anak-anak, kalian yang sabar yah” (sambil meneteskan air mata)

All        : “Kenapa Mang ??”

Mang Wawan : “telah terjadi kecelakaan yang merenggut nyawa Bu Siti guru tercinta kita”

Jaky : “lagh, itu yang dipojok Siapa bang?”

Mang Wawan : (pingsan)

All : (berteriak dan lari ketakutan)

Sebenarnya yang meninggal itu bukan Bu Siti guru kami, tapi tetangganya mang Wawan, hanya saja mang Wawan agak sedikit tellmi.

“TAMAT”

03012010233

Sampai saat ini aku masih bingung sebenernya cerita drama ini termasuk cerita Horor/komedi/fairy tell………

but…..it’s so cool….because  this is the new genre of dramathical… that’s my way. How about you??

Thanks for your attention guys

Created by : Anas Khoerulumam

created by : Anas Khoerulumam

IMG-20130806-00134

Capar, adalah sebuah tempat yang masih terlihat segar dengan pepohonan yang tumbuh di daerahnya. Di tempat ini penduduk biasanya memanfaatkan lahannya untuk menanam pohon Albi dan Kopi karena tanahnya memang cukup subur untuk ditanami kedua tanaman tersebut.
Setiap setahun sekali, yaitu sekitar bulan juni sampai juli penduduk ramai memanen buah kopi hasil tanamannya. Rata-rata setiap penduduk mempunyai lebih dari satu karung kopi untuk dijual atau diolahnya. Setiap tanaman kopi yang dipanen akan dijual ke luar daerah.
Capar merupakan tempat yang bisa dibilang jauh dari keramaian kota. Tapi tempat ini memiliki beberapa keunikan tersendiri, dimana desa ini tepat berada di daerah perbatasan antara jawa tengah dan jawa barat. Sering sekali penduduk desa mengadakan perjalanan menuju jawa barat dengan berjalan kaki dan hanya menghabiskan waktu sekitar 1-2 jam.munch_2013_07_10_062936
Dalam peta wilayah, Capar termasuk daerah Jawa Tengah. Namun kebudayaan yang dimiliki penduduk adalah kebudayaan yang diambil dari Jawa Barat. Misalnya saja dalam menggunakan bahasa sehari-hari, penduduk menggunakan bahasa Sunda.
Untuk wilayah kabupaten, Capar termasuk wilayah kabupaten Brebes yang terkenal dengan produksi telur asinnya. Sedangkan untuk kecamatan, Capar termasuk kecamatan salem tepatnya di jalan Wali jaenudin.
Daerah Capar merupakan daerah yang termasuk perbukitan, disini kita bisa melihat panorama alam seperti bendungan Malahayu. Selain itu tempat ini juga masih memiliki hutan yang terjaga. Sepanjang jalan menuju tempat ini kita akan melewati hutan pinus yang cukup sejuk, hanya saja untuk menempuhnya kita akan melewati jalan yang berlubang dan terjal.
Menurut para penduduk mengapa desa ini dinamakan desa Capar? Kebanyakan dari mereka mengatakan bahwa Capar itu merupakan sebuah singkatan dari Calon Pariwisata dan suatu hari kelak daerah ini akan menjadi daerah wisata di Kabupaten Brebes.
02082013081

Created by : Anas Khoerulumam